Sabtu, 28 April 2012

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain : tuna netra , tuna rungu , tuna grahita , tuna daksa , tuna laras , kesulitan belajar , gangguan perilaku , anak berbakat , anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tuna netra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tuna rungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tuna netra, SLB bagian B untuk tuna rungu, SLB bagian C untuk tuna grahita, SLB bagian D untuk tuna daksa, SLB bagian E untuk tuna laras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

1.      Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu : buta total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.

Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium).

2.      Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:
1.      Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB)
2.      Gangguan pendengaran ringan(41-55dB)
3.      Gangguan pendengaran sedang(56-70dB)
4.      Gangguan pendengaran berat(71-90dB)
5.      Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91dB)

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakanbahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.

3.      Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.
1.      Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
2.      Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
3.      Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
4.      Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.

4.      Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsyamputasipolio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

5.      Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

6.      Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi , brain injury , disfungsi minimal otak , dislexia , dan afasia perkembangan. Individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
  
Sumber :

Sabtu, 07 April 2012

Psikologi Sekolah




KEDUDUKAN PSIKOLOGI SEKOLAH DALAM ILMU PSIKOLOGI
            Psikologi Sekolah adalah bidang yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan psikologi pendidikan dengan diagnosa pengobatan pada anak-anak dan  remaja, perilaku dan masalah belajar. Pada dasarnya psikologi sekolah memiliki kedudukan yang penting karena psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak tersebut. Psikologi sekolah dapat melakukan penilaian psikologis dan memberikan bimbingan dan konseling baik untuk anak dan keluarga.

PERBEDAAN PSIKOLOGI SEKOLAH DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
            Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori yang ada dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
            Psikologi sekolah adalah salah satu bidang dari beberapa bidang psikologi pendidikan. Tujuan adanya psikologi sekolah adalah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

FUNGSI SEKOLAH SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
            Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Di samping itu, sekolah juga mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan agent of change atau lembaga pengubah. Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan.
            Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah me-megang peranan penting sebagai agent of change untuk membawa perubahan-perubahan sosial, akan tetapi dalam norma-norma sosial, seperti keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.
                                                                                                   
METODE YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM SISTEM PENGAJARAN DISEKOLAH

1.       Metode Belajar Ceramah (Preaching Method)
            Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap peserta didik. untuk dapat menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat - alat bantu seperti gambar - gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan.
2.      Metode Kerja Kelompok
            Cara mengajar dimana siswa yang didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
3.      Metode Penemuan (Discovery)
            Proses mental  siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud proses mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan menarik kesimpulan.
4.      Metode Diskusi
            Metode ini merupakan interaksi antar siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebatkan topik permasalahan.
5.      Metode Tugas dan Resitasi
            Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dibeikan karena dianggap materi pelajaran terlalu banyak sementara waktu yang dimiliki sedikit. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
6.      Metode Latihan
            Metode ini  disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik            untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat digunakan juga           untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan , kesempatan dan keterampilan.
7.      Metode Pemecahan Masalah
            Metode ini dikenal sebagai Metode Brainstorming merupakan metode yang   merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat            yang disampaikan oleh siswa. Metode ini dapat dilaksankan pabila siswa telh berada            pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula.
8.      Metode Studi Kasus
            Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah kejadian, atau situasi tertentu ,     kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Metode ini dapat   dikembangkan atau diterapkan pada siswa, manakala  siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini.
9.      Metode Insiden
            Metode ini mirip dengan metode studi kasus akan tetapi siswa dibekali dengan data             dasar yang tidak lengkap tentang suatu kejadian atau peristiwa.
10.   Metode Praktikum
            Metode ini dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan , aba-aba            petunjuk.
11.    Metode Proyek
            Metode ini merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara             individual/kelompok. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti, dan        kemudian siswa dimintakan untuk membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis siswa
12.   Metode Bermain Peran
            Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan    dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dus siswa atau     lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai    dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
13.   Metode Seminar
            Merupakan  kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah       tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada     mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar            melahirkan rekomendasi dan resolusi.
14.   Metode Eksperimen
            Metode ini  adalah metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
15.   Metode Karya Wisata
            Ialah Suatu cara  penguasaan bahan pelajaran oleh para siswa dengan jalan   membawa mereka langsung ke objek yang terdapat diluar kelas atau dilingkungan             kehidupan  nyata.
PERMASALAHAN YANG TERJADI DI SEKOLAH DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

1.       Tawuran Antar Pelajar
            Tawuran merupakan perilaku anarki berkelompok antar kelompok remaja yang          biasanya berawal dari masalah yang sepele. Pemicu tawuran seringnya karena rasa         emosi remaja yang masih labil hingga sulit untuk dikontrol ketika dihadapkan pada        tantangan. Selain itu, kesetiakawanan juga sering menjadi alasan mengapa pelajar        melakukan tawuran.

2.      Bullying
            Sedikitnya ada 2 masalah utama dibalik terjadinya bullying di sekolah : Penampilan,             dan Status sosial. Pelaku bullying (disebut “Bully”) selalu memilih target / korban dari kalangan teman yang menurut mereka tidak cocok untuk bergaul bersamanya. Hal ini bisa karena penampilan, sifat (misalnya pemalu, pendiam), ras, agama, atau suku. Dan pilihan target akan jatuh pada individu yang menurut mereka inferior atau di bawah strata mereka. Bullying dapat terjadi secara fisik, psikologis, verbal, maupun seksual. Secara fisik contohnya dengan dipukul, dicubit, didorong, dan dijegal. Secara psikologis misalnya dipermalukan di depan umum, dipanggil dengan nama cemoohan, dihasut, dan difitnah. Secara verbal contohnya dicaci maki langsung, diteror (baik melalui telepon, sms, atau email). Secara seksual bisa terjadi dari yang paling ringan dicolek-colek.

Disekolah perselisihan bisa terjadi antara:
            1. Siswa dengan siswa
            2. Guru dengan guru
            3. Orang tua dengan guru
            4. Guru dengan pimpinan (kepala sekolah)

Cara penyelesaian masalah menurut subyek yang berselisih, dengan :
   Siswa
-         Bicara langsung ke orang yang mengganggu, minta bantuan teman jika diperlukan.
-         Katakan kepada teman yang mengganggu “Stop! saya tidak suka kamu berbuat seperti itu!”
-         Acuhkan (pergi dari orang yang mengganggu serta lakukan kegiatan untk menghindar)
-         Cari bantuan dari orang yang mau mendengar dan membantu (guru kelas , guru BP atau orang tua)

   Orang tua siswa
-         Buatlah janji dengan pihak yang berkepentingan, tuliskan apa yang menjadi masalah, bicarakan masalah dengan guru serta harapan apa yang di inginkan.

   Guru
-         Identifikasikan masalah anda
-         Bicarakan dengan rekan sekerja mengenai masalah anda
-         Mintalah rekan kerja anda untuk bersikap obyektif
-         Adakan pendekatan dengan orang yang mempunyai masalah dengan anda lalu gunakan pernyataan “saya” untuk menggambarkan bagaimana perasaan anda untuk kemudian memudahkan anda dan rekan kerja bekerja dengan penuh harmonis dan kerja sama di masa mendatang.

FUNGSI DAN PERAN PSIKOLOG SEKOLAH DAN PERLUNYA PSIKOLOG SEKOLAH

Peran Psikolog Pendidikan :
 
            Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal : 

-         Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
-         Mengembangkan dan mendukung program pengelolaan terapi dan perilaku.
-         Merancang dan mengembangkan kursus untuk orang tua, guru dan lain-lain yang terlibat dengan pendidikan anak-anak dan remaja pada topik-topik seperti bullying
-         Merancang dan mengembangkan proyek-proyek yang melibatkan anak-anak dan kaum muda
-         Menulis laporan untuk membuat rekomendasi formal tentang tindakan yang akan diambil, termasuk pernyataan formal
-         Menasihati, negosiasi, membujuk dan mendukung guru, orang tua dan profesional pendidikan lainnya
-          Menghadiri konferensi kasus yang melibatkan tim multidisipliner tentang cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan sosial, emosional, perilaku dan pembelajaran anak-anak dan kaum muda dalam perawatan mereka.
-         Melakukan penelitian aktif.
-         Merumuskan intervensi yang berfokus pada penerapan pengetahuan, keterampilan dan keahlian untuk mendukung inisiatif lokal dan nasional.
-         Mengembangkan tes pendidikan
-         Evaluasi program pendidikan. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
-         Konsultasikan sekolah untuk melaksanakan pengajaran dan pengujian perubahan
-         Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan

Peran Psikolog Sekolah : 
1.       Mengkomunikasikan hasil evaluasi psikologis untuk orang tua, guru, dan lain-lain sehingga mereka dapat memahami sifat kesulitan siswa dan bagaimana untuk melayani kebutuhan siswa. 
2.      Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental. 
3.      Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.  
4.      Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan.Terlibat dalam pencegahan krisis dan layanan intervensi.
5.      Dapat melayani satu atau beberapa sekolah di daerah sekolah atau bekerja untuk sebuah pusat kesehatan mental masyarakat dan / atau dalam lingkungan universitas.

Peran psikolog sekolah dengan siswa untuk: 
-         Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku 
-         Meningkatkan prestasi dengan menilai hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran
-         Mempromosikan kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, manajemen kemarahan, self-regulasi, penentuan nasib sendiri, dan optimisme
-         Meningkatkan pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang

HAL – HAL YANG DIBERIKAN DALAM KAITANNYA DALAM LAYANAN PSIKOLOG SEKOLAH

PROGRAM INTEGRATIF
            Program ini ditujukan untuk sekolah berupa paket lengkap Layanan Konsultansi Psikolog Sekolah berupa program asesmen, konseling, seminar dan pelatihan lengkap untuk siswa, guru dan orangtua selama 2 tahun berturut-turut. Program ini  dapat disesuaikan dengan jenjang sekolah (TK-SD-SMP-SMA) dan jumlah siswa yang ada di tiap sekolah. Pembayaran untuk program ini dapat dilakukan dalam dua termin (setahun sekali). Program Integratif ini terdiri dari Tiga Paket.

[Paket Jenius]
    Terdiri atas layanan:                                                   
·         Psikotes siswa Semi Individual/ Klasikal (2x/2thn)
·         Psikotes siswa Individual (2x/2thn), 
·         Konseling Siswa (8/2thn),
·         Pelatihan Guru (2x/2thn),
·         Konseling Guru (4x/2thn),
·         Seminar Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·         Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

 [Paket Superior]
·         Psikotes Semi Individual  (2x/2thn)
·         Psikotes Individual Pemetaan (2x/2thn)
·         Konseling siswa (8x/2thn)
·         Outbound Training untuk siswa (2x/2thn)
·         Psikotes Klasikal Guru (1x/2thn)
·         Konseling Guru (4x/2thn)
·         Team Building dan Pelatihan Guru (1x/2thn)
·         Parenting Skills Untuk orangtua (2x/2thn)
·         Pengarsipan Psychological Record siswa dan Guru (1 berkas/org)

[Paket Gifted]
Paket Bebas Pilih layanan Psikologi selama dua tahun dengan minimal 3 program layanan/ 2 tahun, dengan harga paket yang lebih menguntungkan.

PERBEDAAN ANTARA PSIKOLOG SEKOLAH, PSIKOLOG PENDIDIKAN, DAN GURU BK

Psikolog sekolah adalah psikolog yang mengkhususkan diri pada dunia sekolah. Biasanya psikolog sekolah berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya. Seorang psikolog sekolah harus bisa dekat dengan siswaataupun guru yang secara tidak langsung juga berhubungan dengan orang tua siswa. Karena peran psikolog sekolah juga memantau bagaimana prestasi siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya. Tetapi yang perlu diingat psikolog sekolah berbeda dengan guru BK. Guru BK biasanya bertugas pada siswanya saja dan dilindungi oleh undang-undang karena memiliki label guru, sedangkan psikolog sekolah lebih sedikit luas cakupannya dan juga psikolog adalah sebuah profesi yang di wajibkan memiliki profesionalisme lebih baik. Jadi sudah jelas lah psikolog pendidikan dan psikolog sekolah memiliki peran yang berbeda namun mungkin memiliki tujuan yang sama yaitu agar dunia pendidikan semakin baik. 

Psikolog (termasuk psikolog pendidikan) adalah seorang sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi dan berhak membuka praktek, termasuk praktek konseling, namun tidak berkompeten mengeluarkan resep obat. Psikologi mempelajari perilaku manusia secara umum dan terbagi atas enam bidang, yaitu Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Sosial, Psikologi Klinis dan Psikologi Eksperimen.

Konselor (guru BK) adalah seseorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tetapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu.


Sumber :