Menurut
Thorne (2003), Blended learning adalah perpaduan dari: teknologi multimedia, CD
ROM video streaming, kelas virtual, voicemail, email dan telefon conference,
animasi teks online dan video-streaming. Semua ini dikombinasi dengan
bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan satu-satu. Blended learning
menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai tidak
hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi juga gaya si pembelajar.
Perlunya
dan signifikansi blended leaning terletak pada potensialnya. Blended learning
merepresentasikan keuntungan yang jelas untuk menciptakan pengalaman belajar
yang memberikan pembelajran yang tepat pada saat yang tepat dan waktu yang
tepat pada setiap individu. Blended learning menjadi batasan yang benar-benar
universal dan global dan membawa kelompok pembelajar bersama-sama melintas
budaya dan zona waktu yang berbeda. Pada konteks ini blended learning dapat
menjadi salah satu pengembangan paling signifikan pada abad 21.
Menurut
MacDonald (2008), istilah blended learning biasanya berasosiasi dengan
memasukkan media online pada program pembelajaran, sementara pada saat yang
sama tetap memperhatikan perlunya mempertahankan kontak tatap muka dan
pendekatan tradisional yang lain untuk mendukung siswa. Istilah ini juga
digunakan saat media asynchronous seperti email, forums, blogs atau wikis
digabungkan dengan teknologi, teks atau audio sinkronus.
Bersin
(2004) menjelaskan bahwa blended learning adalah kombinasi berbagai media
pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan berbagai jenis peristiwa)
untuk menciptakan program pembelajaran yang optimum untuk audiens (siswa) yang
spesifik. Istilah blended sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional di
dukung dengan format elektronik yang lain. Program blended learning
menggunakan berbagai bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan pelatihan
yang terpusat pada instruktur dan format langsung lainnya.
Wilson
& Smilanich (2005) menyimpulkan bahwa Blended learning adalah penggunaan
solusi pelatihan yang paling efektif, diterapkan dalam cara yang terkoordinasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Model
blended learning tidak hanya mengimplementasikan materi ajar pada web, tetapi
juga menciptakan skenario pembelajaran dengan matang untuk mengundang
keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam proses belajar
mereka.
Kenapa
Blended Learning ?
Graham
(2000), pembelajaran yang menggabungkan dua sistem :
Sistem
tatap muka yang bersifat klasikal (traditional learning) dan sistem
pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
sifatnya terdistribusi (e-learning).
1. Sistem
tatap muka yang bersifat klasikal berarti proses interaksi dalam pembelajaran
berlangsung pada waktu dan tempat yang sama. Pembelajaran dapat dilakukan
dengan berbagai model, strategi dan metode.
2. Sistem
e-learning dapat berlangsung secara online melalui internet dan intranet atau
pun off-line. Proses interaksi pembelajaran dapat belangsung pada waktu yang
sama - tempat berbeda (synchronous), waktu berbeda - tempat berbeda
(asynchronous). Proses belajar menjadi lebih fleksibel, tidak terikat oleh
jadwal waktu dan tempat, namun dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Bahkan aktivitas belajar dapat dilakukan sambil bekerja.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar